Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa
Masyarakat Desa Podoroto sebagai masyarakat yang memiliki tradisi dan memegang teguh adat istiadat, budaya dan nilai-nilai luhur warisan para pendahulu dengan tetap berpedoman kepada ajaran Agama Islam, mereka senantiasa berupaya untuk melestarikan apa yang telah menjadi kebiasaan-kebiasaan baik seperti halnya tradisi Sedekah Desa. Sedekah Desa merupakan salah satu dari bentuk ungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunianya kepada kita semua sebagai hambanya yang tidak bisa kita nilai harganya. Ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Podoroto tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang biasa disebut dengan Sedekah Desa. Kegiatan Sedekah Desa juga merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Kegiatan Kirim Do’a kepada para leluhur juga merupakan bentuk tradisi yang diajarkan para pendahulu kita dan merupakan kebiasaan baik yang perlu dijaga dan dilestarikan sebab kebiasaan tersebut juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan kita sebagai penerus dari para leluhur yang telah mendahului kita. Sebagai bentuk rasa terimakasih kita kepada para pendahulu adalah dengan cara kita mendo’akan mereka.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa di desa Podoroto ini adalah sebagai berikut:
- Sebagai bentuk perwujudan rasa syukur warga masyarakat Desa Podoroto kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya.
- Menjaga dan melestarikan adat dan budaya yang telah ada agar tidak hilang dan tetap dilaksanakan dari generasi ke generasi.
- Menjaga kearifan lokal yang ada di masyarakat Desa Podoroto yang dapat dijadikan sebagai salah satu ciri khas Desa Podoroto.
Manfaat
Adapun manfaat diadakannya kegiatan Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa yang dapat dirasakan oleh Masyarakat Desa Podoroto khususnya Pemerintah Desa Podoroto antara lain:
- Bertambahnya nikmat dan barokah dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai bentuk balasan atas rasa syukur kita sebagai hambaNya.
- Adat dan budaya yang ada akan tetap terjaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
- Menunjukkan kearifan lokal masyarakat Desa Podoroto sebagai salah satu ciri khas Desa Podoroto.
Jadwal dan Lokasi
Kegiatan “Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa” ini dilaksanakan di Area Pusat Pemerintahan Desa (Balai Desa) Podoroto Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang yang rencananya akan dilaksanakan selama satu hari pada Hari Sabtu, tanggal 04 s/d 05 November 2023 yang dimulai pada pukul 06.00 WIB tanggal 04 November sampai dengan 03.00 WIB tanggal 05 November 2023 dengan rangkaian kegiatan sebagaimana Rundown acara.
Bentuk Kegiatan
Kegiatan “Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa” ini dikemas dalam bentuk kegiatan seremonial desa yang dibagi menjadi dua sesi acara yakni:
- Sesi pertama “Do’a Bersama”, dan
- Sesi kedua adalah “Hiburan Rakyat”
Kegiatan tersebut berisikan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian acara sebagaimana dijelaskankan dalam uraian berikut dan dibagi dalam susunan acara sebagaimana tercantum dalam Rundown Acara terlampir.
Rangkaian Acara
Kegiatan “Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa” berisikan rangkaian acara yang dimulai dengan sesi acara “Do’a Bersama” untuk keselamatan dan memohon keberkahan yang dibuka dengan acara Khotmil Qur’an oleh para Khafid dan dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan do’a bersama yang ditujukan untuk para leluhur yang telah mendahului kita dan Kenduri Tumpeng. Acara selanjutnya adalah “Hiburan Rakyat” berupa pagelaran kesenian budaya jawa dalam bentuk Karawitan Campursari, lawak dan pagelaran wayang kulit.
Tujuan diadakannya Khatam Alquran ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Kata Khotmil Quran berasal dari bahasa Arab yaitu Khatm yang memiliki arti " membaca hingga akhir ". Sehingga Khotmil Quran atau khatam Al-Quran merupakan sebuah istilah untuk kegiatan membaca ayat Al-Quran dari awal surah hingga akhir surah di Al-Quran yang sesuai dengan urutan dalam mushaf Al-Quran.
Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam yang merupakan tradisi dan ajaran para Ulama sejak jaman dahulu bahkan sejak jaman Wali Songo selaku penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kebanyakan di Indonesia tahlilan sebagai upacara selamatan dilakukan untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Dalam pelaksanaan Tahlilan disamping mendo’akan para leluhur yang sudah meninggal khusunya para orang tua kita dengan membaca serangkaian ayat Alquran dan zikir-zikir dengan maksud menghadiahkan pahala bacaannya kepada orang yang telah meninggal, akan tetapi juga memberikan sedekah berupa menyuguhkan makanan sebagai bentuk penghormatan dan syukur kita kepada Allah SWT dan berharap pahala sedekah itu ditujukan kepada para leluhur yang sudah meninggal.
Nasi Tumpeng merupakan makanan khas Indonesia yang selalu ada di setiap acara selamatan atau disajikan untuk memperingati suatu hal. Nama 'tumpeng' berasal dari akronim dalam kalimat Jawa, yakni "yen metu kudu mempeng," artinya dalam bahasa Indonesia, "jika hendak keluar, maka harus bersungguh-sungguh." Maksudnya, saat melakukan suatu hal sebaiknya dilakukan dengan penuh dedikasi dan usaha. Bentuk kerucut di bagian atas nasi tumpeng merepresentasikan konsep ketuhanan. Puncak nasi tumpeng tersebut menjadi simbol dari harapan untuk kehidupan yang lebih baik bagi manusia. Tak hanya itu, lauk pauk yang berjumlah tujuh dalam tumpeng juga mempunyai makna yang mendalam. Dalam bahasa Jawa, angka tujuh disebut "pitu", yang dianggap memiliki makna "pitulungan" atau dalam bahasa Indonesia berarti, pertolongan.
Meskipun saat ini tumpeng telah memiliki variasi yang bermacam-macam termasuk lauk pauknya. Namun, terdapat tujuh lauk pauk yang khas dalam makanan tradisi Indonesia ini.
Biasanya tumpeng disajikan dengan nasi putih yang dianggap memiliki makna kesucian. Nasi putih berbentuk kerucut menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi sebaiknya berasal dari sumber yang halal dan bersih. Namun, saat ini tumpeng memiliki variasi tertentu, seperti nasi uduk atau nasi kuning. Nasi bewarna kuning, dianggap memiliki arti rezeki dan kemakmuran.
Dalam nasi tumpeng, jenis ayam yang umumnya digunakan adalah ayam jantan atau ayam jago. Pilihan tersebut mengandung makna untuk menghindari sifat-sifat negatif yang sering dikaitkan dengan ayam jago, seperti kesombongan, congkak, suka menyela saat orang berbicara, dan merasa benar sendiri.
Selain ayam, nasi tumpeng juga dilengkapi ikan lele. Ikan lele melambangkan ketabahan dan ketekunan dalam kehidupan. Hal ini karena ikan lele mampu bertahan hidup di dasar sungai dan air yang tidak mengalir.
Ikan teri juga sering dihidangkan dalam tumpeng. Ikan teri ini bermakna sebagai pesan tentang nilai kebersamaan dan kerukunan. Pasalnya ikan teri selalu hidup dalam berkelompok di dalam laut.
Telur dapat menjadi simbol yang berarti, bahwa semua manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Telur yang dihidangkan dalam tumpeng, telah direbus dan disajikan utuh dengan kulitnya, sehingga untuk memakannya harus mengupas terlebih dahulu. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai simbol, bahwa setiap tindakan perlu direncanakan sebelumnya (melalui pengupasan), dilaksanakan sesuai rencana, dan dievaluasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Urap memiliki beragam jenis sayuran yang disajikan dengan bumbu urap. Bumbu urap yang khas ini terbuat dari sambal dengan parutan kelapa. Setiap jenis sayuran dalam urap ini memiliki simbolisme. Sayur kangkung memiliki arti "jinangkung" yang melambangkan perlindungan. Sayur bayam diartikan sebagai kedamaian dan ketentraman. Taoge bermakna sebagai pertumbuhan. Selain itu, terdapat kacang panjang yang mengandung makna berpikir jauh ke depan. Bawang merah melambangkan pertimbangan yang matang terhadap segala hal baik maupun buruk. Terakhir, bumbu urap mengandung arti dalam bahasa Jawa, yaitu "urip" atau hidup, maksudnya mampu menyokong atau menafkahi keluarga.
Di bagian puncak atau dipinggir nasi tumpeng, biasanya terdapat hiasan berbentuk kelopak bunga dari cabe merah. Hal tersebut merupakan simbol dari api yang memberikan cahaya, sehingga berguna bagi orang lain.
Pagelaran Wayang Kulit adalah warisan leluhur yang merupakan warisan budaya berupa kesenian yang tak ternilai harganya. Selain berupa hiburan, Kesenian Wayang Kulit juga mengajarkan banyak nilai-nilai moral dan spiritual yang dapat dijadikan sebagai pedoman berperilaku dalam menjalani hidup di dunia.
Tim Pelaksana Kegiatan
Kegiatan “Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa” ini dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk oleh Kepala Desa Podoroto yang terdiri dari unsur Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, dan Lembaga Adat Desa ( LAD) Desa Podoroto.
Sumber Pembiayaan Anggaran
Kegiatan “Do’a Bersama & Hiburan Rakyat dalam rangka Sedekah Desa” ini merupakan kolaborasi dan sinergi antara beberapa pihak antara lain adalah Pemerintah Desa yang disupport oleh Management Produk “Can Beauty” dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. Peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut, kegiatan “Do’a Bersama” ini dilaksanakan dan dibiayai dari APBDesa TA 2023 dari sumber pendaaan Dana Desa pada mata anggaran kegiatan seremonial desa yang masuk pada salah satu bagian dari Dana Desa untuk biaya operasional desa. Sedangkan Kegiatan “Hiburan Rakyat” berupa Karawitan dan Campursari dilaksanakan dan dibiayai dari APBDesa TA 2023 dari sumber pendaaan BKK Program Jombang Berkadang dengan pagu anggaran kegiatan sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Dan rangkaian acara paket pagelaran Wayang Kulit disupport oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. Adapun hiburan rakyat berupa Lawak disupport oleh pihak Management Produk “Can Beauty”.